9 Nov 2012

Pentingnya Silahturahmi



Tahukah anda apa makna dari sialaturahmi?
silaturahmi berasal dari dua suku kata yaitu, Shilat atau washi yang artinya menyambungkan atau menhimpun dan kata arrohim yang berarti kasih sayang.
Menyambungkan artinya menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun berarti mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali.
Rasulullah SAW bersabda, “Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang
membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus” (HR Bukhari).

“Tahukah kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan? ‘Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,’ sabda Rasulullah SAW, ‘adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali persaudaraan” (HR Ibnu Majah).
silaturahmi bukan hanya sekedar bertemu dan berjabat tangan saja akan tetapi shilaturahmi membutuhkan kekuatan mental dan ruhani karena silaturahmi haruslah didasarkan pada keikhlasan niat dalam hati, misalkan kita mengunjungi orang yang sangat membenci kita dan tidak suka terhadap kita bahkan dia selalu mengusahakan agar kita celaka atau mendapatkan keburukkan berdasarkan dengan keikhlasan hati kita, maka itulah yang disebut dengan silaturahmi yang sebenarnya. silaturahmi pun mempunyai manfaat yang sangat besar diantaranya:
1. Memdapatkan pahala yang besar;
2. Diluaskan rezeki; dan
3. Dipanjangkan umur
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, Dalam sebuah hadis diungkapkan, Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan haum?” tanya Rasul pada para sahabat. “Tentu saja,” jawab mereka. Beliau kemudian enjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang erputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi” (HR. Bukhari Muslim).
Dari sini terlihat jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali silaturahmi dan memperkuat nilai persaudaraan tersebut. Dengan silaturahmi maka akan terjalin rasa kasih sayang dengan sesama manusia, bahkan dengan makhluk Allah lainnya. Bila ini terjadi maka rahmat dan kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi hidup kita.
Tapi sebaliknya, rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila tali silaturahmi sudah terputus di antara kita. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamya ada orang yang memutuskan tali persaudaraan”.
Seorang sahabat yang bernama Abu Awfa pernah bekisah. Ketika itu, kata Abu Awfa, kami berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda, “Jangan duduk bersamaku hari ini orang yang memutuskan tali silaturahmi”. Setelah itu seorang pemuda berdiri dan meninggalkan majelis Rasul. Rupanya sudah lama ia memendam permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan bibinya pun memaafkannya. Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW dengan
hati yang lapang.
Sahabat, bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan kebencian dan rasa permusuhan. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok dan memfitnah, maka rahmat Allah akan di jauhkan dari rumah tersebut.
Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara. Bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa tersebut akan semakin jauh dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Dari sini bisa kita pahami kenapa Rasul tidak menoleransi sekecil apapun perbuatan yang bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Berhati-hatilah kalian terhadap prasangka, sebab prasangka itu sedusta-dustanya cerita. Jangan pula menyelidiki, mematai-matai, dan menjerumuskan orang lain. Dan janganlah saling menghasud, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai hamba Allah yang bersaudara” (HR Bukhari Muslim).
Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Ini sangat penting. Sebab, bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak ada artinya, laksana buih di lautan yang mudah diombang-ambing gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Wallahu a’lam bish-shawab.

1 komentar:

  1. hafisNasution @Ecogreenoleo.com30 April 2014 pukul 13.59

    BAGAIMANA SILATURRAHIM DI TEGAKKAN BAGI PARA MUSLIM DAN NON MUSLIM MISALNYA DI Pt Ecogreen OLeochemicals .kadang kita tegakkan syariat aislam sesui hadith NABI ADA PWRASAAN KITA DI EJEK OLEH YANG Non MUSLIM JADI KITA MENGHINDAri pitnah.

    BalasHapus