Tahukah anda apa makna dari
sialaturahmi?
silaturahmi berasal dari dua
suku kata yaitu, Shilat atau washi yang artinya menyambungkan atau menhimpun
dan kata arrohim yang berarti kasih sayang.
Menyambungkan
artinya menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak
tersambung. Menghimpun berarti mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan
berantakan, menjadi sesuatu yang bersatu dan utuh kembali.
Rasulullah
SAW bersabda, “Yang disebut bersilaturahmi itu bukanlah seseorang yang
membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus” (HR Bukhari).
membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus” (HR Bukhari).
“Tahukah
kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun
keburukan? ‘Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,’ sabda Rasulullah
SAW, ‘adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan
tali silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah
balasan (siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali
persaudaraan” (HR Ibnu Majah).
silaturahmi
bukan hanya sekedar bertemu dan berjabat tangan saja akan tetapi shilaturahmi
membutuhkan kekuatan mental dan ruhani karena silaturahmi haruslah didasarkan
pada keikhlasan niat dalam hati, misalkan kita mengunjungi orang yang sangat
membenci kita dan tidak suka terhadap kita bahkan dia selalu mengusahakan agar
kita celaka atau mendapatkan keburukkan berdasarkan dengan keikhlasan hati
kita, maka itulah yang disebut dengan silaturahmi yang sebenarnya. silaturahmi
pun mempunyai manfaat yang sangat besar diantaranya:
1.
Memdapatkan pahala yang besar;
2.
Diluaskan rezeki; dan
3.
Dipanjangkan umur
Hal
ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, Dalam sebuah hadis diungkapkan, Maukah
kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan haum?”
tanya Rasul pada para sahabat. “Tentu saja,” jawab mereka. Beliau kemudian enjelaskan,
“Engkau damaikan yang bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang erputus,
mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai
kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah
amal saleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya
dan diluaskan rezekinya, hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi” (HR. Bukhari
Muslim).
Dari
sini terlihat jelas, betapa pentingnya menyambungkan tali silaturahmi dan
memperkuat nilai persaudaraan tersebut. Dengan silaturahmi maka akan terjalin
rasa kasih sayang dengan sesama manusia, bahkan dengan makhluk Allah lainnya.
Bila ini terjadi maka rahmat dan kasih sayang Allah pun akan turun dan menaungi
hidup kita.
Tapi
sebaliknya, rahmat dan kasih sayang Allah akan menjauh bila tali silaturahmi
sudah terputus di antara kita. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya rahmat Allah
tidak akan turun kepada suatu kaum yang di dalamya ada orang yang memutuskan
tali persaudaraan”.
Seorang
sahabat yang bernama Abu Awfa pernah bekisah. Ketika itu, kata Abu Awfa, kami
berkumpul dengan Rasulullah SAW. Tiba-tiba beliau bersabda, “Jangan duduk
bersamaku hari ini orang yang memutuskan tali silaturahmi”. Setelah itu seorang
pemuda berdiri dan meninggalkan majelis Rasul. Rupanya sudah lama ia memendam
permusuhan dengan bibinya. Ia segera meminta maaf kepada bibinya tersebut, dan
bibinya pun memaafkannya. Ia pun kembali ke majelis Rasulullah SAW dengan
hati yang lapang.
hati yang lapang.
Sahabat,
bagaimana mungkin hidup kita akan tenang kalau di dalam hati masih tersimpan
kebencian dan rasa permusuhan. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil
di masyarakat. Bila di dalamnya ada beberapa orang saja yang sudah tidak saling
tegur sapa, saling menjauhi, apalagi kalau di belakang sudah saling menohok dan
memfitnah, maka rahmat Allah akan di jauhkan dari rumah tersebut.
Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara. Bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa tersebut akan semakin jauh dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara. Bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa tersebut akan semakin jauh dari rahmat dan pertolongan Allah SWT.
Dari
sini bisa kita pahami kenapa Rasul tidak menoleransi sekecil apapun perbuatan
yang bisa menimbulkan perpecahan dan permusuhan. Dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Berhati-hatilah kalian
terhadap prasangka, sebab prasangka itu sedusta-dustanya cerita. Jangan pula
menyelidiki, mematai-matai, dan menjerumuskan orang lain. Dan janganlah saling
menghasud, saling membenci, dan saling membelakangi. Jadilah kalian sebagai
hamba Allah yang bersaudara” (HR Bukhari Muslim).
Silaturahmi
adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya
silaturahmi, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Ini sangat
penting. Sebab, bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama
sekali tidak ada artinya, laksana buih di lautan yang mudah diombang-ambing
gelombang, bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat
kepada Allah. Wallahu a’lam bish-shawab.
BAGAIMANA SILATURRAHIM DI TEGAKKAN BAGI PARA MUSLIM DAN NON MUSLIM MISALNYA DI Pt Ecogreen OLeochemicals .kadang kita tegakkan syariat aislam sesui hadith NABI ADA PWRASAAN KITA DI EJEK OLEH YANG Non MUSLIM JADI KITA MENGHINDAri pitnah.
BalasHapus