Istilah silaturahim di tengah-tengah
masyarakat kita sering diartikan sebagai kegiatan kunjung-mengunjungi, saling
bertegur sapa, saling menolong, dan saling berbuat kebaikan. Namun,
sesungguhnya bukan itu makna silaturahim sesungguhnya.
Silaturahim bukan hanya ditandai dengan saling berbalasan salam tangan atau memohon maaf belaka. Bila mencermati dari asal katanya, yakni shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang, maka silaturahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang antar sesama. Silaturahim juga bermakna menghubungkan mereka yang sebelumnya terputus hubungan atau interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Contohnya adalah ketika ada salah satu pihak yang lebih dulu menyapa saudaranya, sementara sebelumnya interaksi di antara keduanya sedang tidak harmonis, maka dialah yang mendapat pahala lebih besar. Dan juga silaturahim ditandai dengan hubungan dengan hati, yakni keluasan hati. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda, "Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).
Silaturahim bukan hanya ditandai dengan saling berbalasan salam tangan atau memohon maaf belaka. Bila mencermati dari asal katanya, yakni shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang, maka silaturahim diartikan sebagai menghubungkan kasih sayang antar sesama. Silaturahim juga bermakna menghubungkan mereka yang sebelumnya terputus hubungan atau interaksi, dan memberi kepada orang yang tidak memberi kepada kita. Contohnya adalah ketika ada salah satu pihak yang lebih dulu menyapa saudaranya, sementara sebelumnya interaksi di antara keduanya sedang tidak harmonis, maka dialah yang mendapat pahala lebih besar. Dan juga silaturahim ditandai dengan hubungan dengan hati, yakni keluasan hati. Sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda, "Yang disebut bersilaturahim itu bukanlah seseorang yang membalas kunjungan atau pemberian, melainkan bersilaturahmi itu ialah menyambungkan apa yang telah putus" (HR Bukhari).
Rasulullah SAW mengatakan dalam H.R
Bukhari dan Muslim bahwa “barang siapa yang ingin rizkinya diluaskan dan
dipanjangkan umurnya, maka hendaklah menghubungkan tali silaturahim.”
Demikian, silaturahmi pun memiliki
fadhilah yang mustajab untuk mendatangkan kebaikan; bahkan keburukan, bila
memutuskannya. Sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah SW: "Tahukah kalian
tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupun keburukan?
‘Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan,’ sabda Rasulullah SAW,
‘adalah balasan (pahala) orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan tali
silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah balasan
(siksaaan) bagi orang yang berbuat jahat dan yang memutuskan tali
persaudaraan" (HR Ibnu Majah).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda
bahwa “tidak akan masuk surga orang yang memutuskan tali silaturahim.” Sudah
ada balasan dari Allah bagi orang yang bersilaturahim yaitu Surga, dan
sebaliknya bagi orang yang memutuskan tali silaturahim yaitu Neraka. Begitu
besarnya balasan Allah sehingga begitu besar juga cobaan yang akan dihadapi.
Dalam cobaan tersebut, hendaknya tidak mendahulukan hawa nafsu dan dendam,
sehingga akan hilang balasan surga dari Allah.
Rasulullah SAW memberikan tips kepada
kita agar terjalin saling mencintai dengan sesama muslim, yakni:
1. Tebarkan salam
2. Menghubungkan tali
silaturahim
3. Memberi makan kepada
yang membutuhkan.
Betapa pentingnya silaturahim dalam
hubungan sesama, Rasulullah SAW berpesan “sayangilah apa yang ada di muka bumi,
niscaya Allah dan semesta alam akan menyayangimu” (H.R Tirmidzi), yang dapat
diartikan bahwa hak saling berkasih sayang dan silaturahim tidak terbatas pada
kerabat, tetapi sesama makhluk ciptaan Allah SWT.
Oleh karena itu, menjadi sangat penting
bagi kita untuk menyadari bahwa silaturahmi tidak hanya tampilan lahiriah
belaka, namun harus melibatkan pula aspek hati. Dengan kombinasi amalan
lahiriah dan amalan hatinya, kita akan mempunyai kekuatan untuk bisa berbuat
silaturahmi lebih baik. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas
mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang kuat. Namun, bila ada
orang yang tidak pernah bersilaturahmi kepada kita, lalu dengan sengaja kita
mengunjunginya, maka inilah yang disebut silaturahmi. Apalagi bila kita
bersilaturahmi kepada orang yang membenci kita atau seseorang yang sangat
menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu
dengannya. Inilah silaturahmi yang sebenarnya.
Dalam sebuah hadis diungkapkan,
"Maukah kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada
shalat dan shaum?" tanya Rasul pada para sahabat. "Tentu saja,"
jawab mereka. Beliau kemudian menjelaskan, "Engkau damaikan yang
bertengkar, menyambungkan persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali
saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan
mengukuhkan tali persaudaraan di antara mereka adalah amal saleh yang besar
pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan diluaskan rezekinya,
hendaklah ia menyambungkan tali silaturahmi" (HR Bukhari Muslim).
Silaturahmi adalah kunci terbukanya
rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahim, maka ukhuwah
Islamiyah akan terjalin dengan baik. Semoga kita bisa meraih surga Nya dengan
membina silaturahim antar sesama.
“Sesungguhnya Rahmat itu tidak diturunkan kepada kaum yang di
dalamnya ada seorang pemutus keluarga” (HR. Bukhari).
Mempererat tali silaturahmi memiliki banyak manfaat bagi umat Islam
diantaranya:
v Mendapatkan ridho dari Allah SWT
v Dilapangkan rezekinya
v Membuat orang yang kita kunjungi berbahagia
v Disenangi oleh manusia
v Memupuk rasa cinta kasih (Mawadah) terhadap sesama
v Meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan
v Mempererat tali persaudaraan
v Mempererat tali persahabatan
v Menambah pahala setelah kematian. Dalam hal ini kebaikan manusia yang
senang bersilaturahmi, akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu
mendoakan.
Takdir ada dua macam:
1. Takdir Mubram ialah takdir yg tak mampu kita
ubah walaupun kita telah berikhtiar karena itu adalah ketetapan
Allah.Contohnya: kelahiran kita telah ditetapkan, kematian kita telah
ditetapkan, tidak pernah dipercepat atau diperlambat walau sesaat,tempat dan
sebab musababnya.
2.
Takdir Mu'allaq yang merupakan ketentuan Allah berkaitan dgn usaha dan
ikhtiar manusia..Walau bagaimanapun hasilnya tak diketahui sebelum ia
mengerjakannya.Contohnya:
Keberhasilan kita dalam bekerja, cita cita yang ingin kita raih.
Keberhasilan kita dalam bekerja, cita cita yang ingin kita raih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar